RI Incar Peluang Ekspor Biodiesel ke China 8 Juta KL


Notice: Undefined variable: args in /home/indocentre/public_html/wp-content/plugins/opt_v189srq/ark-relatedpost.php on line 371

Rupanya, Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor produk biodiesel ke China. Tak tanggung-tanggung, potensinya bisa mencapai 9 juta kiloliter (KL).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPDP Sawit Dono Bustami dalam wawancaranya dengan CNBC Indonesia, Senin (19/8/2019).
Lebih lanjut, Dono mengungkapkan, potensi ini sudah dijajaki sejak 2017 lalu, dan masih terus dibicarakan.

“Pemerintah ingin B2B. Di sana (China) ada potensi, mandatory E10, ada di enam provinsi, tapi di sana ada larangan juga gunakan ethanol impor. Nah, bayangkan kalau 5% saja dialihkan, bisa pakai sawit, ada potensi di sana sekitar 9 juta kl kebutuhan. Ini bagaimana Indonesia bisa ambil pasar ini,” jelas Dono.
Saat ini, kata Dono, mereka baru bisa penuhi 1 juta KL dari 9 juta KL kebutuhan. Hitungannya berarti masih ada 8 juta KL yang bisa diincar oleh Indonesia. Tidak perlu seluruhnya, namun jika sebagian besar saja sukses diambil maka itu bisa jadi potensi penerimaan negara.

Dampak positifnya bagi RI, kata dia, adalah bisa kurangi defisit dagang dengan China. Apalagi, saat ini China juga sedang meningkatkan konsumsi CPO mereka. Dari Indonesia sudah melakukan kunjungan dan delegasi pemerintah juga akan ke sana pada bulan depan. Memang, arahannya adalah skema kerjasama business to business (b to b), namun jika berurusan dengan China tetap perlu peran pemerintah juga dari kedua belah pihak.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor menambahkan, perang dagang AS-China adalah peluang buat RI.

“Sekarang kita diminta masukkan CPO dan sebagainya ke China, termasuk biodiesel. Apalagi ada ketentuan di China itu tidak boleh pakai biodiesel dari minyak nabati, nah ini perlu lobi-lobi pemerintah Indonesia dengan China bagaimana sebaiknya bisa tingkatkan ke level ini,” tutur Tumanggor.
Jika sudah seperti itu, lanjutnya, diharapkan agar harga biodiesel dijual dengan harga yang bersaing dengan komoditas lain yang biasa diimpor China, misalnya kedelai.”Jadi biodiesel itu bisa hasilkan devisa untuk kita (RI),” pungkas Tumanggor.

(Sumber : 20 August 2019 CNBC Indonesia )